HE WHO ANGERS YOU, CONQUERS YOU
Puspita, teman saya, sebenarnya adalah seorang leader yang sangat sukses. Pada usia relative muda, dia menjadi Direktor Pengembangan Bisnis, di sebuah perusahaan besar di Indonesia (yang pendapatannya perusahaan tahunan puluhan trilyun).
Hari itu Puspita (bukan nama sebenarnya), ngajak ketemuan buat curhat.
“Mau makan apa Pit?”
“Aku lagi mau makan padang mas. Mas mau ke Marco di Pacific Place gak?”
Tadinya aku mau diet, but you don’t say no, to a woman like Puspita.
“Baiklah, anything you like, lets go…”
**
Setelah berbasa-basi, Puspita pun mulai bercerita.
“I don’t know why. Kadang-kadang sulit sekali mengontrol emosiku mas. Aku bisa bersikap menjadi ibu yang baik, leader yang care sama anak buahku, listener yang baik bagi bossku, dan teamworker yang baik bagi kolega atau peer ku. Tapi ada Director lain, yang aku gak bisa tahan. Dia selalu bisa memancing kemarahanku”
“Apa yang dia lakukan?”
“Sudut perspective nya selalu beda. Aku ngerti, dia ngomong financial, aku ngomong business development, yang belum tentu menghasilkan uang. Dia ngomong tangible result: revenue, growth, ROI, aku ngomong intangible: customer loyalty, brand awareness , company identity …etc”
“Bukankah bagus, kalau ada perbedaan persepsi?”
“Iya, tapi gaya ngomongnya itu lah, menyerang orangnya, bukan idenya. Agresif., Dia bilang karena dia lulusan amerika, dia selalu straightforward., Kan gak semua lulusan amerika begitu? Songong amat sih”
“Terus bagaimana reaksimu?”
“Kadang aku OK, kadang aku kehilangan control emosiku, dan ikut agresif.”
“Bukankah dalam coaching session yang lalu, kita agree bahwa Puspita harus selalu mengontrol emosi?”
“Iya mas, tapi aku manusia kan? Manusia ada batasnya juga…”
“And didn’t we agree that manusia juga harus meningkatkan self-controlnya setiap hari?”
“I hate you when you are right, mas! Then just tell me what to do?”
**
Kejadian yang menimpa Puspita, pasti pernah kita alami. Ada seseorang di kantor, peer, kolega, boss, kadang anak buah, yang punya kepribadian “aneh” (menurut kita). Dan membuat kita kesal, sebel, bahkan marah, sampai kadang kita menjadi agresif. TOXIC! Capek menghadapi orang seperti itu.
Tapi dunia ini akan terlalu indah kalau semua orang menjadi baik. Believe me, it would be boring and we will not learn much! Masalahnya, harus kah kita ikut marah?
Elizabeth Kenny, seorang praktisi medis, yang terkenal dari Australia, pernah berkata,” HE WHO ANGERS YOU, CONQUERS YOU”, Siapa yang bisa membuatmu marah, berarti dia sudah mengalahkanmu!
Jangan menyerah, jangan sampai kalah sama dia! Kita harus tetap mengontrol emosi kita. Kadang memang sulit, tapi ingat kita harus in full control of our emotions.
George Bernard Shaw mengingatkan, “never wrestle with a pig. You get dirty, and besides, the pig likes it. Jangan pernah bergulat dengan babi. Kalian akan kotor, dan babi memang suka yang kotor.”
Kalimat di atas adalah pepatah metaforis yang menunjukkan bahwa terlibat dalam konflik dengan individu yang tidak bereputasi baik adalah sia-sia dan mengarah pada negativitas timbal balik. Pepatah ini menekankan bahwa orang yang Anda lawan akan diuntungkan dari kekacauan dan drama, sementara Anda akhirnya terlihat buruk. Kalimat itu berfungsi sebagai pengingat untuk menghindari berinteraksi dengan individu yang toxic, karena sering kali menyebabkan frustrasi dan ketidakpuasan. Secara keseluruhan, pepatah ini merangkum gagasan bahwa terkadang tindakan terbaik adalah menjauhkan diri dari individu-individu tersebut.
**
Terus apa yang perlu kita lakukan dalam situasi seperti itu?
a) Kontrol emosi,
b) Enjoy the situation as learning opportunity
c) You have to accept the difference
d) Something positive: Temukan sesuatu yang positif terkait orang tersebut
**
a) Kontrol emosi
Ingat, selalu control emosi. Belajarlah di rumah, belajarlah di kantor. Jangan turuti emosi negative anda. Menghela nafas. Berdo’a. Atau apapun. Ingat, kalau anda kehilangan control, akan menyesal nanti. Jangan menyerah. Jangan kalah. Kalau ada seseorang yang berhasil membuat anda marah, berarti dia membuat anda kalah!
**
b) Enjoy the situation as learning opportunity
Anggal saja ini Latihan. Anggap saja ini adalah belajar untuk menjadi orang yang lebih dewasa, dan lebih mampu mengontrol emosinya. Kalau anda punya boss yang suka marah-marah meledak, anda juga gak suka kan? Kalau anda jadi boss, dan anda yang marah marah, credibility anda akan turun juga kan? Jangan sampai menyesal. Berarti saat hal ini terjadi, santai, control emosi, anggap aja berhadapan dengan anak kecil yang lagi marah-marah. Anda tetap hormat, dan menjawab dengan sopan, sambil terus mengontrol. Semakin lama, anda melatih hal ini, lama-lama semakin mudah dan akan terbiasa.
**
c) You have to accept and embrace the difference
Orang kan memang beda-beda. Ada yang berfikirnya selalu hitam putih, benar salah. Ada yang mikirnya dengan banyak ambiguity. Ada yang suka berbicara dengan angka dan data, ada suka kata-kata yang menggugah hati. Ada yang suka menghasilkan ide ide baru. Ada yang suka langsung action and implement. Perbedaan itu adalah sesuatu yang sangat positif bagi organisasi. Jangan dibuat jadi pertentangan. Mindset kita harus diubah menjadi,”Karena idenya dia beda dengan ide saya, ini akan saling melengkapi agar implementasinya lebih baik lagi”
**
d) Something positive: Temukan sesuatu yang positif terkait orang tersebut
“Puspita, orang yang kamu sebut tadi juga Director kan?”
“Iya Mas”
“Nah berarti, pasti dia punya quality dan personality positive, selain hal yang aneh tadi. Kalau enggak, kan gak mungkin dia jadi Director! Focus pada yang positif. Justru kami harus belajar dari dia, khusus pada hal hal positif itu. Nanti akan membuat kamu jadi jauh lebih baik lagi, dari kamu yang sekarang”
“Logis Mas, Make sense mas. Thank You, and let me pay the bill for this dinner ya?”
Mari kita melakukan hal yang sama. Menemukan hal positif dari lawan bicara kita, dan belajar dari dia.
**
Jadi inilah kunci-kunci anda untuk menghadapi orang yang toxic, the *KEYS*:
a) *Kontrol emosi*
b) *Enjoy the situation as learning opportunity*
c) *You have to accept the difference*
d) *Something positive*: Temukan sesuatu yang positif terkait orang tersebut dan pelajari
**
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto
