DOES THE EMPLOYEE LOYALTY STILL EXIST?
(APAKAH LOYALITAS KARYAWAN MASIH ADA?)
Beberapa minggu yang lalu saya menghadiri rapat pertemuan para HR Direktur Bank yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga pemerintah. Pertemuan itu sendiri membahas berapa topik Human Resources, dan tentu saja salah satunya adalah masalah employee retention. Dan beberapa HR Direktur bank (termasuk saya sendiri) saling share beberapa best practice yang mereka lakukan di bank mereka. Dan yang menarik adalah ketika seorang sahabat saya, yang juga menjadi Direktur HR sebuah bank ternama, menyampaikan pandangan yang cukup provokatif.
"Bagi saya masalah karyawan yang resign itu adalah masalah yang sangat biasa. Dan kalau karyawan sudah resign ya berarti dia sudah mau keluar. Buat apa juga di-retain"
Sebut saja nama beliau Tika, HR Direktur bank ternama, kebetulan hari itu beliau berulangtahun ke 50. Menunjukkan saratnya pengalaman dan profesionalisme, meskipun Tika masih kelihatan sangat fit dan cantik.
Sekilas pernyataannya sangat provokatif, tetapi mungkin ada benarnya juga.
Tika menambahkan,"Di industry banking, ada banyak bank, dan sedikit talent yang bagus. Mau nggak mau akan terjadi talent attrition. Selama sebuah bank mempunyai turn over rate yang lebih rendah daripada rata-rata industry... berarti kita masih berada dalam situasi yang ok."
Ouf... saya bernapas lega. Di perusahaan saya turn-over rate nya masih jauh lebih rendah daripada rata-rata industry. Dan mungkin memang ada benarnya, selama ada turn over, itu menunjukkan berarti mekanisme talent development sudah on the right track, dan berarti kita melahirkan leader leader yang diminati oleh perusahaan lain.
So, attrition is a good problem to solve.
Bayangkan bila yang terjadi sebaliknya. Turn over rate yang nol berarti tidak ada perusahaan lain yang menginginkan talent anda. Berarti talent talent anda jeblog semua dan berarti anda harus mempertanyakan apakah perusahaan anda mampu mendidik talent dengan baik atau tidak.
Masalahnya.. mungkin Tika benar (ingat sahabat saya yang masih fit dan cantik tadi).
Kalau memang talent nya sudah ingin keluar, berarti "hati" nya sudah tidak di perusahaan anda lagi. Buat apa juga di retain? Pertanyaannya adalah sesuai dengan judul tulisan saya di atas," Does the employee loyalty still exist?" We really need to ask this question.
Mengapa?
1) Ada terlalu banyak bank.
Ada 120 bank di Indonesia. Bayangkan dengan hanya belasan di Singapore padahal jumlah uang yang beredar lebih banyak.
2) Ada terlalu sedikit good talents.
There is a shortage of good talents. Dan itu berarti secara teory deman supply harga atau salary talent di banking industry makin naik.
3) Competitive kita jadi berkurang.
Kalau gaji bankir makin naik, lama lama cost of doing business menjadi naik, dan ini akan mempengaruhi our nation's competitiveness
4) Seberapa mahal anda menggajj talent anda, kalau dia memang bagus, akan terus menerus ada perusahaan lain yang akan berani membayar dia lebih tinggi.
Kalau dulu ada peribahasa,"Talent join the company and will leave the boss"
Tentu saja peribahasa ini kadang kadang masih benar.
Tetapi .... kadang kadang ada juga talent yang mempunyai boss yang sangat baik, tetapi tetap saja talent nya keluar karena perusahaan sebelah menawarkan kenaikan gaji 40 persen.
So, does the employee loyalty still exist?
Beberapa tahun lalu, saya sempat mengikuti workshop Dave Ullrich di London, dan teman yang duduk di sebelah saya, seorang HR Director perusahaan telekomunikasi di Jerman sempat bilang,"If you want loyalty, please buy a dog."
Benarkah itu?
Mungkin ada benarnya. Jaman sudah berubah ....
Dan ternyata mungkin lebih baik punya karyawan yang hanya tinggal di perusahaan selama 3 tahun tetapi berkontribusi daripada karyawan yang tinggal di perusahaan selama 20 tahun tapi tidak berkontribusi.
Dalam dunia sepakbola, pernahkah ada yang mencela Jose Morinho karena dia tidak loyal?
Begitu banyak yang memuuja Morinho yang pindah kerja setiap 3-4 tahun, but nobody care.
Morinho adalah pelatih Benfica tahun 2000, pindah Porto tahun 2002, pindah ke Chelsea tahun 2004, pindah ke Inter Milan tahun 2008, Real Madrid tahun 2010, Chelsea tahun 2013, dan ke Manchester United tahun ini. Ada yang protes? Noooooo…. Morinho hanya dikenal sebagai pelatih yang berkontribusi bagus karena prestasinya dia dan membawa gelar juara ke klubnya.
Pernahkah ada yang memuja Arsene Wenger karena dia loyal (sudah 20 tahun di Arsenal, tapi dalam 10 tahun terakhir tidak pernah memenangkan Premier League?).
No, semua orang mulai mempertanyakan dan mencela kontribusi Arsene Wenger yang betah di Arsenal tapi tidak menghasilkan gelar?
Kalau anda jadi boss, anda pilih yang mana? Pilih Arsene Wenger atau Jose Morinho?
Jawabannya jelas kan?
Memang mungkin yang paling baik adalah karyawan yang berkontribusi dan loyal.
Pertanyaannya adalah apakah anda mampu mempertahankan karyawan tersebut untuk tidak keluar?
Karena karyawan yang baguis akan terus menerus memerlukan:
- Role and responsibility yang makin besar
- Learning opportunity yang makin bertambah
- Compensation and benefits yang makin menarik sesuai dengan market value mereka
- Suasana kerja yang menyenangkan dan leader yang mengembangkan mereka
That’s what they need, and if you failed to provide those, and your employee choose to leave, you might want to blame yourself instead of blaming your employee as not loyal? Comprendro?
Nah sekarang kita analisa pertanyaan yang sensitive.
Apakah benar bahwa karyawan karyawan kita hanya tertarik dengan salary yang lebih besar.
Ternyata tidak juga ...
Memang faktor uang termasuk salah satu yang paling penting, tetapi tidak satu-satunya.
Sebuah lembaga konsultant melakukan survey tentang factor factor apa selain uang yang akan membuat talent talent itu betah di perusahaannya, dan hasilnya adalah ...
1) career and learning opportunity
2) salary yang menarik
3) leader yang supportive
4) suasana kerja yang menyenangkan
Jadi ternyata faktor faktor itu harus didesign sebagai satu paket. Kalau kita hanya memikirikan gajinya saja, membayar mahal mahal talent talent kita, tapi tidak memikirkan faktor yang lain, nanti.mereka kabur juga. Dan itu berarti kita hanya membuang buang uang saja.
Jadi apakah employee loyalty masih ada?
Jawabannya tentu saja masih, namun godaan untuk keluar juga makin besar.
Jadi perusahaan harus melakukan extra effort untuk meretain talent talent yang bagus.
So, bagaimana kita menciptakan suasana agar employee merasa betah dan tidak berpikir untuk kabur dari perusahaan?
1) Create a positive environment
Talent talent anda bekerja setiap hari selama 8 jam di kantor (atau mungkin lebih). Mereka mungkin malah spend more time in the office than their family. Bikin suasana senyaman dan sepositive mungkin.
Suasana yang positif secara fisik dan juga secara psikologis (suasana kerja yang menyenangkan, teman kerja yang baik, team atmosphere yang positive dan leader yang supportive.
Ini basic paling awal dari menciptakan suasana yang membikin karyawan betah.
2) Clarify the expectations and the goals of the company
Talent talent yang bagus akan merasa senang kalau mereka merasa they achieve something dan what they achieve is important.
Untuk itu kita harus memperjelas ke mereka what they need to achieve and how the success looks like.
3) Build a culture with open and transparent communication
Kita harus berusaha membentuk suasana komunikasi yang terbuka dan dua arah.
Di mana manajemen dengan terbuka menyampaikan arah perusahaan, strategy busineaa dan target pencapaian.
Tetapi manajemen juga open mind dab membuka diri terhadap saran saran yang disampaikan oleh mereka.
4) Provide an opportunity to grow
Our talents will not be happy to do the exact same things everyday for the rest of their life.
Mereka membutuhkan new challenges...tantangan baru, atau new job where they can learn new things everyday.
Bantulah mereka untuk mendevelop career mereka.
Mereka harus menjadi pilot daripasa karier mereka sendiri.
Tetapi anda harus menjadi traffic controller yang baik, yang bisa memberikan guidance dan arahan yang baik.
5) Focus on building your leaders as people developers
Leader leader di perusahaan anda harus menjadi dwifungsi, menjadi busines leader yang mampu mendeliver business result dan juga mampu men develop talent talent anda.
In the end of the day talent talent anda ingin bekerja dengan leader leader yang mereka kagumi dan mereka bisa belajar darinya.
6) Recognize and reward your high performers
Make sure your compensation is competitive.
Rememeber you dont have to provide the best. But it has to be comparable and competitive.
And mainly you have to provide big differentiators between the high performers and others.
Beside monetary component make sure you have also other recognition....
Jadi kalau kita ringkas inilah beberapa hal yang kita bisa lakukan untuk menciptakan suasana yang kondusif agar talent talent terbaik kita betah di perusahaan adalah ....
1) Create a positive environment
2) Clarify the expectations and the goals of the company
3) Build a culture with open and transparent communication
4) Provide an opportunity to grow
5) Focus on building your leaders as people developers
6) Recognize and reward your high performers
Silakan mencoba ....
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto