Don't Complain / Jangan Mengeluh

19.22 0 Comments A+ a-


ONLY THE LOSERS COMPLAIN.
THE WINNERS DON'T HAVE TIME TO COMPLAIN,
THEY ARE BUSY BUILDING THEIR CAREER

(HANYA PECUNDANG YANG TERUS MENERUS MENGELUH.
PEMENANG TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK MENGELUH,
MEREKA SIBUK MEMBANGUN KARIER MEREKA)

Selasa pagi  saya terbang ke Surabaya naik Garuda.
Dan penumpang di sebelah saya pun mengajak ngobrol.
Sebut saja namanya Indah. Ternyata Indah bekerja di sebuah perusahaan lokal yang bergerak di bidang konstruksi di bagian Logistik.
Dan saya pun memperkenal diri sambil menyebutkan bahwa saya bekerja di bagian HR.
Oh ..boy, you will not imagine what is coming.
"O ya? Bapak bekerja di bagian HR? Saya nggak tahu HR di tempat bapak itu bagaimana? Tapi kalau di tempat saya nih Pak, HR itu ......"
(Saya sensor 😀), karena setelah itu keluarlah semua komplain dan keluhan tentang HR di perusahaan Indah.
Saya berusaha mengalihkan topik dengan menanyakan tentang business perusahaannya.
Kembali semua curhat, curcol, komplain , keluhan dan ratapan keluar.
Tentang bisnis yang gak jelas, strategy yang gak terarah, tentang karier dia yang gak berkembang (karena perusahaan tidak memberikan kepastian career path)
..
(Ya Allah, apa dosaku pagi itu ya? Bangun jam 3 pagi, berangkat ke airport jam 4, naik pesawat jam 5.30... to listen to those crap?).

I am trying to be nice, dan menggunakan 3 jurus yang dilakukan oleh laki-laki untuk pura-pura mendengarkan dan pura-pura perhatian kepada teman bicaranya ...

- Jurus 1: Mengatakan "O ya?" Sambil memandang lurus ke depan
- Jurus kedua, bilang,"Masak sih?" Sambil muka berkerut
- Jurus ketiga,"Wah, susah juga ya?" Sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Kemudian saya mengalihkan topik lagi tentang leader leader perusahaan itu, atasan-atasannya.
And it got worse...
Sekarang mungkin sudah bukan komplain lagi... tetapi mendekati ke sumpah serapah.

Well, intinya karier Indah tidak berkembang, gajinya nggak naik naik, ilmunya nggak nambah nambah. Dan Indah komplain habis karena semua itu adalah salahnya perusahaan, salahnya HR, dan salahnya bossnya.


Beberapa jam kemudian, setelah saya check in ke Shangrilla, telepon saya berdering.
Seorang mentée saya yang sedang berada di Hong Kong menelepon.
"Mas Paaaaaaam, Alhamdulillah , aku dapet award."
"O iya.... award apa?"
"Aku dapet award sebagai Best Trainer di Asia Pacific"
"Wow..well done, Puspita, congaratulations .. I am proud of you."

Namanya Puspita (she is one of my mentée), dia bekerja sebagai Training Manager (merangkap sebagai Leadership trainer) di sebuah perusahaan Eropa.
She works extremely hard, tetapi dia selalu tersenyum dan menyebarkan enegry positive ke lingkungannya.

Pada awalnya dia memulai sebagai trainer, kemudian ditambah tugasnya menjadi Training Manager.
Kemudian bahkan ditambah lagi dengan beberapa negara yang harus dia tangani. Sekarang Puspita harus juga responsible untuk Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Kebayang sibuknya kayak apa.
Padahal Puspita juga harus mengurus kedua anak perempuannya yang beranjak remaja.

Puspita pernah bercerita,"Tugas saya memang jadi tambah banyak. Saya memang jadi sibuk luar biasa. Tapi mengapa saya harus complain?"

Puspita berhenti sejenak, meminum black coffe (tanpa gula) yang dia pesan.
Kemudian dia mencicipi croissant tuna sandwich, sambil menyantap breakfast kami pagi itu di "Daily Bread".

"Bagi saya pekerjaan itu learning opportunity. Semakin banyak pekerjaan saya berarti itu semakin banyak saya belajar kan. Justru saya harus berterima kasih bahwa boss saya memberikan kesempatan saya belajar lebih banyak lagi"
"Teman teman saya dari negara lain (Philippines dan Malaysia) gak kuat. Komplain dan kemudian keluar. Buktinya mereka gak dapat job yang lebih bagus. Bahkan mereka tidak enjoy juga.
Kemudian boss saya menambahkan ke saya untuk sekarang mengerjakan juga hal yang sama di Thailand dan Malaysia.
Orang lain pengin banget dapat opportunity dan pengalaman kerja di luar negeri.
Apakah saya yang dipercaya boss saya dengan tugas (tambahan) ini harus complain? Enggak kan?"
"Memang saya saat ini belum dipromosikan. Memang gaji saya masih di bawah dari orang orang l

ain yang selevel dengan saya.
Tapi bagi saya yang penting dapat belajar dan pengalamannya.
Dan saya yakin suatu saat, mungkin dua atau tiga tahun lagi, boss saya (atau perusahaan lain) akan mengapresiasi saya."

Dan saya pun kagum pada seorang Puspita yang begitu positive melihat karier dan kehidupannya.
Believe me, she had been through so many difficult  and challenging times in her life.
Tapi dia bisa melihat kehidupan dan karier dengan begitu positivnya.

Kita bandingkan ya dengan Indah.
Indah kariernya gak berkambang, gajinya gak naik naik, gak banyak belajar.
Indah komplain banyak banyak tentang bossnya, perusahaannya dan HR nya?
Apakah dengan attitude seperti itu masa depannya akan lebih bagus ? No way!

Sementara Puspita, menyadari bahwa sekarang gajinya belum naik, kerjaanya makin sibuk, tanggung jawab bertambah....
Tapi dia nggak pernah complain, dia selalu positive dan menganggap bahwa ini adalah proses learning baginya.

Di antara kedua talent ini, mana yang menurut anda suatu saat kariernya akan berkembang pesat?

I am asking you a very easy question, right?
Tentu saja Puspita!

Makanya judul artikel ini adalah...
Only Loser complain.
(Termasuk Indah!).
Bagaimana karier mau berkembang kalau setiap hari Indah hanya complain, tidak mau belajar dan bersikap negatif terus.

Sementara the winners dont have time to compalin.
Para pemenang (termasuk Puspita) tidak punya waktu untuk complain.
Mereka terlalu sibuk , membangun karier mereka !
Saya yakin (dan mendo'akan) bahwa suatu saat Puspita akan mencapai mimpi-mimpinya.

Suatu saat seorang CEO sebuah perusahaan yang sangat dinamis di Indonesia, diminta untuk sharing tentang career development.
Dan dia dengan kontroversialnya bilang," You keep asking about Career Development, career path, kepastian karier, jenjang jabatan ...etc.
Let me tell you, in my company we don't do any of those.
We expect people to WORK, WORK, WORK and GIVE, GIVE, GIVE to the company.
They give more, I like them more.
They dont like this concept, they can leave (there are still many good talents who want to work hard for us).
If they work hard and and contribute a lot to my company, I will promote them.
That's career development.
Easy, right?"

To some extend I agree with him.
Dan tentunya Puspita mengerti itu.
Dan itulah mengapa Puspita kerja , kerja dan kerja (keras).
Sementara Indah komplain, komplain dan komplain (sebanyak-banyaknya).

Saya jadi ingat pepatah Cina yang saya pelajari waktu saya tinggal dj Beijing ....
"Orang baik cari solusi, orang jelek cari alasan (dan komplain)"

Anda pilih yang mana ...
Yang cari solusi atau yang komplain?
Mau jadi Indah atau jadi Puspita?
The choice is yours ....

So, stop complaining, and do like Puspita, work hard and build your career.

Anda bisa mengikuti langkah langkah ini ...

1. PERFORM AT YOUR BEST IN YOUR WORK
Bekerja keras dan berikan yang terbaik untuk perusahaan.

2. CONTINUE TO DEVELOP YOURSELF
Terus meneruslah mengembangkan diri anda sendiri dengan banyak banyak membaca buku dan ikut training.

3. FIND A MENTOR
Carilah Mentor yang bisa membantu anda mengembangkan karier dengan memberikan feedback dan membantunanda memperluas network anda.
Pikirkan apa yang anda bisa lakukan untuk membantu mentor anda.
Jangan hanya berharap dibantu oleh mentor tapi anda tidak bisa memberikan apa apa. Itu namanya symbiose parasitisme.
Harus win win buat kedua belah pihak.

4. SEEK FOR NEW ASSIGNMENT (OUTSIDE OF YOUR CURRENT ROLE)

Berusahalah untuk selalu mengerjakan pekerjaan tambahan, di luar pekerjaan anda, tanpa mengharapkan imbalan pada awalnya.
Kerjakanlah hal hal baru, atau hal hal yang sama tetapi di daerah (atau negara) yang baru, seperti Puspita.
Hal ini akan mempercepat learning curve anda.

5. TAKE CHARGE OF YOUR CAREER, ALWAYS!
Pada akhirnya ingat, yang harus menjadi pilot dari karier anda adalah .... bukan perusahaan, bukan HR, bukan boss anda, tetapi adalah ANDA SENDIRI.
Jadi kalau karier anda berkembang, itu adalah karena jerih payah anda sendiri.
Dan kalau karier anda tidak berkembang, satu satunya orang yang bisa anda salahkan adalah dir

i anda sendiri juga.
So, take ownership of your career.
Stop complaining and start to do something, now!


Selamat membangun karier anda!

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto