What if I'm not ambitious?

16.51 0 Comments A+ a-

WHAT IF I AM NOT AMBITIOUS?

BAGAIMANA SEANDAINYA SAYA TIDAK PUNYA AMBISI?

Senin pagi itu saya mendarat di Shanghai jam 7 pagi. Dan kebetulan saya bertemu dengan seseorang yang juga dalam perjalanan menuju hotel yang sama.
Sebut saja namanya Hari.
Hari adalah Regional Manager sebuah perusahaan di Jawa Tengah dan memimpin sebuah tim dengan 300 anak buah.
Ternyata beberapa kali Hari membaca tulisan saya di Fabebook (what a coincidence!).

Taxi kami meluncur di Shanghai. Dan tiba tiba dia bertanya,
"Pak Pam, saya beberapa kali membaca artikel Pak Pam. Dan memang isinya bagus tentang bagaimana kita harus mengembangkan karier kita.
Tetapi bagaimana dengan saya Pak?
Saya sudah sangat bahagia di posisi saya ini (Saya di posisi ini sudah 8 tahun)..Saya sangat loyal kepada perusahaan saya..Saya gak mau pindah. Gak mau dipromosi..Saya betah di Jawa Tengah. Keluarga saya betah di sini. Kalau harus promosi keluarga saya harus pindah ke Jakarta. Dan keluarga saya gak akan mau.
Jadi saya ingin terus terusan di posisi ini.
Apakah ada yang salah dengan ini Pak?"

Dia berhenti sejenak, dan membuka botol air mineral kemudian meminumnya.

Kemudian saya menjawab,"Yes. Ada yang salah...."

Hari seperti terkejut dan tidak  berharap saya akan menjawab secara direct seperti itu.

Dan saya pun meneruskan,"
Pertama Pak Hari, Anda bilang anda sudah 8 tahun di posisi ini. Dan ingin  bertahan lebih lama lagi.
Kasihan amat anak anak buah anda. Mereka sudah delapan tahun menunggu promosinya. Dan tidak ada satupun yang dipromosi. Dan sekarang anda bilang anda mau stay lebih lama lagi?
Berarti anak buah anda gak ada yang bagus dong?
Mana ada talent yang  bagus yang mau nunggu 12 tahun untuk dapat promosi?
Atau anda mau bilang dari 10 anak anda semuanya tidak berambisi? Maaf. Ini susah dipercaya.
Jadi dengan anda tidak mau dipromosi, mungkin anda nyaman, mungkin anda betah.
Tetapi anak buah anda gerah.
Kasihan amat mereka.... Jenjang karier mereka di block hanya gara gara bossnya betah di Jawa Tengah."

Hari mengangguk angguk sambil berfikir.

Saya meneruskan,"
Kedua... mungkin anda loyal kepada perusahaan anda. Tapi seberapa hebat perusahaan anda, bisa saja suatu saat perusahaan anda bangkrut, tutup atau dijual. Terus bagaimana dong? Kalau anda tidak bersiap siap?
Kalau satu satunya yang anda mampu adalah kemampuan mengerjakan satu hal dengan proses di perusahaan itu saja?
Akan susah banget kan cari kerja.
Seolah olah nafkah keluarga adalah mobil tanpa ban cadangan?
Anda harus mulai explore untuk promosi, atau pindah ke departemen lain di perusahaan yang sama (dengan level yang sama)"

Di sini Hari mulai merenung.

Di sinilah bahayanya zona  nyaman. Pada saat anda berada di comfort zone, anda harus segera memikirkan untuk segera pergi ke discomfort zone (learning zone).
Kalau tidak, semakin nyaman anda, anda tidak akan menyadari bahwa tiba tiba anda akan masuk ke panic zone dan kemudian disaster zone.
And you would be in big trouble.
Sometimes only paranoid will survive.
Unfortunately it is often the case.

Dan lihat bahwa comfort zone anda bisa membahayakan anda sendiri, tim anda bahkan perusahaan anda.

Jadi ...rencanakanlah, bikinlah plannya agar anda bisa mulai mengimplementasikan transisi itu.

1. DEFINE YOUR CAREER GOAL
Mulai pikirkan apakah the next job (role) yang anda inginkan. Bisa saja promosi (levelnya naik), atau lateral move (levelnya sama, tapi di function yang berbeda).

2. IDENTIFY THE COMPETENCE GAPS THAT YOU HAVE (AGAINST YOUR NEXT ROLE), DEVELOP YOURSELF

Ukurlah kemampuan anda, ukurlah skills dan competence anda.
Dan identify gaps anda untuk mengisi posisi berikutnya.
Develop yourself. Develop your competences so you can develop your career.

3. IDENTIFY YOUR POTENTIAL SUCCESSORS

Di antara anak buah anda, pilih 1-2 orang dengan performance dan potential yang bagus untuk menggantikan anda.
Jangan pernah menjanjikan. Tapi diskusikan bahwa anda berkomitmen untuk mengembangkan mereka. Dan nantinya itu semua adalah keputusan boss anda untuk menentukan siapa yang akan dipromosikan.
Anda memberikan komitmen untuk mengembangkan mereka.
Mereka harus berkomitmen untuk mengembangkan diri mereka sendiri.

4. DEVELOP YOUR SUCCESSORS, DEVELOP THEM TO BE READY TO REPLACE YOU

Ingat tugas anda membantu. But they have to be the pilot of their own career development.
Help them as much as you can.
Help them to attend the necessary trainings for them.
Help them to find coach/mentors.
Help them to build and expand their network.

5. BE TRANSPARENT, DISCUSS ABOUT THIS WITH YOUR SUPERVISOR AND HR

Share your career aspirations and also your plan to develop your successors.
Ask them to be the "third eye" to monitor when the time is ready and when there are other opportunities available.

Jadi ingat ya, sebelum anda memasuki comfort zone dalam career anda, mulailah menyiapkan succession plan anda dengan mendevelop successors anda dan mendevelop anda sendiri.

Selamat mencoba!



Pambudi S