Move On dalam Career
STARTING a CAREER TRANSITION(Mencari benang merah dalam karier anda)
Siang itu telp saya berdering, dan seorang teman saya waktu kuliah di UGM dulu langsung berkata,"Bas, gua jemput ya, kita makan siang bareng yuk"
Sebut saja namanya Ricky (bukan nama sebenarnya), sekarang bekerja di sebuah perusahaan penerbangan di Indonesia.
Setelah bekerja selama 13 tahun di sebuah BUMN terbesar di negeri ini, dia pun keluar dari zona nyaman, mengambil MBA dan kemudian bekerja di perusahaan penerbangan itu selama 7 tahun.
Sekarang Ricky memasuki zona nyaman lagi.
Taxi Blue Bird memasuki lobby kantor saya, dan saya pun masuk ke dalamnya bersama Ricky.
"Bas, kita ke AIA center ya, ada rumah makan Indonesia namanya Putri. Kebetulan di sana ada teman saya namanya Putri juga"
Ok deh, dan mobil pun meluncur ke sana.
"Bas, saya sudah di zona nyaman lagi nih. Sudah 7 tahun di posisi ini. Saya ingin keluar dari zona nyaman. Saya ingin pindah ke industry lain. Tapi kalau kamu kan enak, kamu kerja di Human Resources, semua industry perlu HR. Kalau saya nih susah kayaknya pindah industry.
Saya ini kerjaan saya mengoptimasikan penggunaan capacity cargo di pesawat di industri penerbangan. Bagaimana mau pindah industry. Bagaimana dong Bas?"
Sebelumnya sudah ada yang pernah menanyakan kepada saya tentang hal itu, dan mereka merasakan bagaimana susahnya mengembangkan kariernya. Karena banyak yang mengharapkan bahwa pengembangan karier itu adalah promosi .
Padahal kalau karier itu hanya mengandalkan promosi ya kadang kadang memang kita akan dapatkan, kadang kadang susah karena ...
1) Boss anda masih betah, atau
2) Pada saat boss anda ke jabatan lain, ternyata ada kandidat lain yang dipromosikan, atau
3) Kadang kadang perusahaan malah merekruit orang lain dari luar
Susah kan?
Jangan frustasi dulu , ada seribu jalan menuju ke Roma.
Kita juga harus memikirkan beberapa alternative untuk karier kita, setelah beberapa tahun di jabatan yang sama. Apa saja alternative itu? Kita lihat ya, seandainya anda sudah bertahun tahun di jabatan yang sama , selain promosi (menggantikan boss anda) alternative lainnya adalah :
1) Pindah ke posisi lain di departmen atau divisi lain (dengan level yang sama)
2) Pindah ke posisi yang sama di departement yang sama di kota yang lain
3) Pindah ke posisi yang sama di departemen yang sama di negara yang lain
4) Pindah ke posisi yang sama di departemen yang sama di perusahaan yang berbeda di industry yang sama
5) Pindah ke posisi yang sama di sama di deparyemen yang sama di perusahaan yang berbeda di industry yang berbeda
Lihat kan , untuk 3 challenges yang anda punya di atas ternyata ada 5 oppprtunities yang bisa anda lakukan. Masih banyak opportunity nya kan?
Jadi berpikiran lah positive!
Masa depan masih cerah!
Masa depan ada di tangan kita sendiri!
Saya jadi teringat pada teman saya, namanya David (bukan nama sebenarnya), memulai karier sebagai Technical engineer, kemudian menajadi Technical Trainer di industri Telekomunikasi.
Pada saat dia berada di situ dia pun bertanya sebenarnya apa sih yang ingin dilakukan, what is the real purpose of his life, WHY he likes to conduct technical training?
Dan ternyata jawabannya adalah he likes to develop people. Bingo! That was his WHY! That was the real purpose of his life!
The HOW (conducting the training) and the WHAT (being a trainer in that company) are not as important as the WHY.
Jadi karena David suka develop people, akhirnya David pun pindah ke bagian yang lebih besar Human Resources Management. Dan dia pun kuliah lagi untuk ambil MBA (dengan biaya sendiri) agar dia bisa memahami business secara big picture, kemudian dia melangkah dan melakukan career transition ke bidang Human Resources dan setelah itu kariernya pun meroket. Bahkan dengan pengalamannya di bidang Human Resources, David pun dengan flexible pindah dari satu industry ke industry lain?
Got it?
This is what all of us need to do.
Kita kembali ke kasusnya Ricky ya ....
Kita lihat expertise nya Ricky
- expert di industry penerbangan
- expert dalam bidang commercial management (airflight)
- expert dalam bidang capacity management
Kalau kita melihat yang pertama dan yang kedua memang susah bagi dia untuk pindah industry (ingat, dia pengin keluar dari zona nyaman dan pindah industry).
Tetapi kalau kita lihat expertise berikutnya , expert dalam capacity management, bukankah capacity management juga diperlukan di perhotelan (untuk mengoptimumkan penggunaan kapasitas kamar kamar hotel i.e. occupancy rate), capacity management di telecommunication industry (me manage traffic of telecommunication channels), traffic of cargo perkapalan, capacity perusahaan logistic dan expedisi , ... etc.
Nah di sinilah kita bisa mengembangkan ide tersebut.
Off course, memanage capacity di penerbangan , telecommunication, perkapalan dan perhotelan semuanya berbeda.
Tetapi bukankah HR di banking (yang penuh dengan regulation) , di consumer goods (di drive oleg market understanding) dan di telecommunication (driven by innovation) juga berbeda?
Semuanya berbeda!
Kunci dari sebuah karier transisi adalah menggabungkan beberapa kompetensi di mana anda sudah bisa berkontribusi dan beberapa kompetensi di mana anda masih hatus belajar.
Biasanya proporsi yang tepat adalah 70-80 persen untuk kompetensi yang anda bisa berkontribusi dan 20-30 persen untuk kompetensi yang anda bisa pelajari.
Ricky (dan kepada Ricky-Ricky yang lain) yang membaca artikel ini, jangan berkecil hati. Ada harapan. Dan anda masih bisa memulai dan merencanakan career transition anda.
Coba terapkan langkah langkah di bawah ini :
1. Look again at your strength, list 3 competences that you are good at
Semuanya dimulai dari analisa tentang diri anda sendiri. What are your strength, which area you are better than anyone else.
Buatlah daftar itu.
Then go to next steps.
2. Choose one competence that will be still relevant in the future
Dari ketiga strength anda, pilih satu yang lebih relevant di masa depan, dan juga yang membuat anda lebih flexible untuk berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan juga dari satu industry ke industry lain.
3. Develop yourself in that competence, but take a bigger scope
Nah, setelah anda memilih yang menjadi focus anda (dalam kasusnya David adalah developing people, dalam kasusnya Ricky adalah capacity management), asahlah kemampuan anda di situ, tapi dalam scope yang lebih besar yang akan membuat anda flexible untuk pindah dari satu departemen ke departemen lain, dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau dari satu ke industry lain.
Caranya adalah dengan belajar sebanyak banyaknya
- dari buku
- dari internet
- kuliah lagi (bayar sendiri)
- cari teman yang mau ngajarin
- berpartisipasi dan berkontribusi pada project sejenis di kantor anda
4. Build and expand your network
Jangan lupa memperluas jaringan dan menambah teman anda di industry lain.
Dari mereka anda bisa mempelajari trend yang sedang berjalan, challenge dan opportunity yang mereka hadapi.
Tapi juga anda bisa tahu di mana ada "lowongan" yang anda butuhkan.
5. Go ahead, hunt for your dream job and sell yourself
Setelah anda melakukan langkah langkah di atas, anda lebih siap sekarang, sudah waktunya berburu oppprtunity dan menjual "anda" sendiri.
Ingat, opportunity tidak akan pernah datang ke anda sendiri, you have to create your own opportunity.
Bagaimana kalau kita mencoba menerapkannya?
Ingat , in the end of the day, never expect that you can rely on your company, your HR, or your boss.
Seperti kata teman saya, David, the only person you can rely on to develop your career is yourself
Embrace Your Passion