A Strategy for Responding to Criticism using an NLP Approach
By Adithya Amidjaya
Salah satu presuposisi NLP yang terkenal adalah "there is no such thing as failure, only feedback", atau "tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada adalah umpan balik". Pernyataan ini kedengarannya sangat bagus dan tentunya punya maksud positif.
Dan tahukah Anda bahwa hanya sedikit (kira-kira 10%) manusia yang benar-benar mempraktikannya? Mereka bisa mendengarkan kritik tanpa langsung merasa sakit hati. Mereka bahkan bisa mempertimbangkan dengan baik bila ada umpan balik positif dari kritik tsb, dan menggunakannya untuk memperbaiki perilakunya di masa depan dengan lebih produktif.
Kebanyakan (90%) manusia tidak bisa mengatasi kritik dengan efektif alias "baper", bahkan ada yang sangat ekstrim mempersoalkannya.
Oleh karena itu Steve dan Connirae Andreas (NLP Master Trainers) menemukan strategi ini sehingga kita bisa belajar menerima kritik dengan lebih baik.
Strategi ini menggunakan teknik disosiasi yang juga digunakan pada strategi fast phobia cure.
Berikut tahapan strateginya:
1. Install the strategy in a dissociated state
Imajinasikan melihat diri kita di depan sana. Kita bisa melihat diri kita tsb di posisi yang sangat jauh, dalam hitam putih, atau bisa dengan memunculkan pembatas plexiglass di depan kita, untuk memastikan kita di sini hanya sebagai observer.
2. Dissociate from the criticism
Perhatikan bahwa diri kita di sebelah akan menghadapi sebuah kritik, munculkan orang akan mengkritik di hadapannya. Lalu buatlah agar dia juga dissociate. Misalkan dengan cara menunculkan lagi diri kita (yg ketiga) di depan dirinya, seolah diri kita di sana sedang mengamati diri kita yang ketiga sedang dikritik. Bisa juga diri kita di sana melayang ke atas mengamati diri kita yg ketiga sedang di bawahnya, dan kita di sini mengamati semua peristiwa tsb aebagai observer.
3. Make a dissociated representation of the content of the criticism
Sekarang, muailah orang tsb mulai mengkritik diri kita yg ketiga. Selagi kritik berlangsung, tampilkan film di atas diri kita di sana tentang kejadian yang dikritik tsb.
4. Evaluate the criticism, gathering information when necessary
Lalu, munculkan juga film kedua di atas diri kita di sana mengenai apa yang diri kita ingat tentang kejadian yang sedang dikritik tsb. Bandingkan dengan film pertama versi si pengkritik tadi. Apakah ada yang sama? Apakah ada yang beda? Atau ada yang tidak jelas? Bila perlu tanyakan pada si pengkritik. Misal, "apa spesifiknya yang saya telah lakukan yang membuatmu sakit hati?", dst. Kumpulkan informasi selengkap mungkin.
5. Decide on a response
Setelah tahap 4 dilakukan maka akan muncul beberapa kesimpulan, apakah film pertama sesuai sengan film kedua, atau ada yang tidak sesuai, atau bahkan sama sekali berbeda.
Amati diri kita di sana akan memberikan response seperti apa. Mulailah dengan mengucapkan terima kasih karena dia telah memberikan kritik ke kita, lalu tentukanlah response yang menurut kita paling tepat dan ekologis terhadap tiap kesimpulan itu.
a. Bila sesuai, mungkin kita yang di sana akan merenspose dengan meminta maaf kepada si pengkritik dan berjanji untuk memperbaiki kesalahan/perilaku kita.
b. Bila sama sekali berbeda, mungkin kita yang di sana akan menjelaskan yang terjadi sebenarnya dengan cara yang elegan dan ekologis.
c. Bila ada yang sesuai dan ada yang tidak, kita yang di sana bisa meresponse dengan cara gabungan a dan b di atas.
d. Terkadang kritik tsb memang ngaco atau sangat konyol. Maka kita yang di sana bisa meresponse-nya dengan hanya mengucapkan terima kasih, diam saja, atau dengan cara lain yang menurut kita lebih efektif.
6. Repetition
Silahkan ulangi tahap 1 sd 5 di atas hingga minimal 3 kali. Pada tiap pengulangan, gunakan jenis kritik yang berbeda dari yang sebelumnya, sehingga akan muncul response yang berbeda-beda juga.
7. Re-associate with the part of you that learned this strategy
Ucapkan terima kasih pda diri kita yang di sana karena telah menjadi sumber daya kita dalam memperbaiki diri saat menerima kritik.
Lalu, ulurkan tangan kita dari sini menggapai diri kita yang di sana, tarik dan bawa masuk dia ke tubuh kita di sini. Ambil waktu sebanyak yang kita butuhkan sehingga semua pembelajaran dan srategi baru ini menyatu dengan diri kita, dan sistem syaraf di seluruh tubuh kita pun menyesuaikan diri untuk menerima seluruh pembelajaran dan strategi ini, sehingga kita bisa memanggil dan mennggunakannya kapan pun kita membutuhkannya di masa depan dengan mudah, cepat, dan nyaman.
Cek ke diri kita apakah ada penolakan? Bila ada cari tahu apa yang ditolak dan silahkan kita lakukan penyesuaian dengan mengulangi lagi tahap-tahap di atas.