Leadership With Impact

01.42 0 Comments A+ a-

BERITA burung mengenai siapa calon wakil presiden, siapa yang akan menjadi pesaing presiden inkumben, semakin santer. Sampai terkadang kita lupa pada pokok permasalahan utama: siapa yang sanggup kita pasrahi tugas berat membawa rakyat Indonesia menuju keadaan yang lebih baik, maju dan berprestasi.
Bisakah presiden terpilih untuk 5 tahun mendatang menjaga kesehatan mental dan fisik seluruh rakyatnya? Bisakah ia mendorong motivasi rakyat untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sumberdaya? Bisakah ia menjaga perputaran bisnis dari level paling rendah sampai level negara secara menguntungkan dan tidak menggerogoti sumberdaya negara? Bisakah ia memanfaatkan sumber daya manusia yang ada untuk mengelola negara dengan sikap dan mental yang baik sehingga rakyat lebih sadar untuk berkinerja baik, jujur dan bersih?
People make or break an organization, kata para ahli. Tidak sedikit bukti sejarah yang menunjukkan bagaimana seorang presiden dalam kinerjanya bisa merusak suatu negara. Karenanya kita perlu benar-benar berfikir dengan kepala dingin, bagaimana kiranya kinerja Presiden ini nanti dan apa dampak kepemimpinannya terhadap kita, rakyat dan negaranya secara keseluruhan. Inilah seninya, bagaimana sepasang pemimpin yang berada di menara gading dapat memberi dampak yang terasa di 13.000 pulau di Indonesia, ribuan suku bangsa, 260 juta rakyat Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Bagaimana caranya?
Prof Peter Saville, yang tidak henti-hentinya melakukan penelitian mengenai efektivitas kepemimpinan, mengungkapkan bahwa seorang pemimpin perlu dinilai dari dampak yang ia buat, bukan dari power, kharisma atau jabatannya. Misalnya saja kita harus melihat bukan sekedar pembangunan jalan Trans Papua, Trans Sumatra dan Jawa, tetapi bagaimana dampak pembangunan tersebut terhadap emosi dan mindset rakyatnya.
Saville membuat studi dengan membandingkan antara pemimpin yang tidak banyak membuat impact, dengan yang membuat impact. Ada 3 hal yang dianggap Saville sebagai fokus kepemimpinan, yaitu: professionalism, people dan pioneering. Ternyata dari hasil survei, perbedaan fokus ini memang membawa dampak yang berbeda. Pemimpin yang tidak terlalu membawa impact ternyata lebih dominan profesionalisme dan sedikit lebih unggul di people. Sementara yang membawa dampak besar adalah pemimpin yang bisa melakukan pioneering.
“Results matter”
Dengan kesulitan yang seribu satu macam jumlahnya, seorang pemimpin memang perlu menyusun strategi yang dapat menjadi solusi jitu serta langkah eksekusinya. Seorang pemimpin juga perlu memikirkan keseimbangan dalam memilih prioritas program sambil menghitung risiko dari program yang belum di prioritaskan.
Rapor kinerja seperti angka kemiskinan, daya saing tenaga kerja, daya jual para professional, utang negara dan lainnya akan terus berjalan. Selain itu, rakyat perlu merasakan dengan nyata apakah pemimpin ini benar-benar bisa mewujudkan public services seperti perbaikan transportasi, jaminan layanan kesehatan, dan pendidikan secara nyata.
“The road ahead”
Warren Buffett mengatakan “In the business world, the rear-view mirror is always clearer than the windshield.” Inilah kenyataan yang kita hadapi. Inilah juga penyebab mengapa orang lebih sering melihat masa lampau daripada menghadapi masa depan. Jalan ke depan memang tak pasti, tetapi dalam era di mana analisis prediktif bisa kita dapatkan, kita pun bisa berharap bahwa pemimpin mampu melakukan analisis dan membawa rakyatnya bergerak maju.
Rakyat perlu melihat bagaimana pemimpin yang menjadi panutannya mampu menghadapi kompleksitas masa depan yang modern ini. Rakyat berharap pemimpin dapat menerjemahkan ketidakpastian ke dalam bimbingan yang lebih jelas, visi dan komitmen yang solid. Rakyat membutuhkan pemimpin dengan sense of purpose dan arahan yang jelas.
Keputusan-keputusan harus membawa dampak pada ketenangan rakyat. Inilah yang oleh Prof Saville disebut dengan pioneering, di mana pemimpin bisa mengarahkan energi pengikutnya ke arah purpose yang dikehendaki. Pemimpin harus menyebarkan kejelasan misinya, bisa berbagi mengenai perkembangan yang ada dan akhirnya menularkan growth mindset kepada pengikutnya.
“Get things done through other people”
Aspek yang tidak kalah pentingnya agar seorang pemimpin dapat membawa impact yang besar adalah pada caranya bekerja melalui orang lain. Jadi, efektivitasnya justru akan terlihat melalui timnya.
Dalam kasus presiden sebagai pemimpin, kita langsung bisa menyaksikan, apakah para menteri beserta eselon yang bekerja di bawahnya bisa berkoordinasi dan berkomunikasi satu sama lain. Attitude is just as contagious as a yawn. Seorang pemimpin yang ingin berpengaruh di kalangan rakyatnya juga perlu mencontohkan dengan jelas bagaimana ia bersilaturahim, memahami kegiatan rakyatnya dan mampu bermain peran dengan tepat pada setiap situasi.
Rasa cinta yang timbul pada rakyat, sebagai dampak dari sikap yang positif dan konsisten pemimpin, bisa mempengaruhi prinsip-prinsip dan visi yang dikumandangkan oleh pemimpinnya. Hubungan pemimpin dan rakyatnya tidak dibangun di ruang-ruang rapat atau pertemuan resmi, tetapi justru di jalan atau momen-momen informal.
“Leaders in action”
Di saat ketika banyak kepintaran manusia bisa digantikan mesin, kita sering lupa bahwa kinerja pemimpin tetap perlu terlihat oleh pengikutnya. Rakyat perlu menyaksikan bagaimana pemimpinnya melakukan upayanya.
Bigger results come from bigger efforts. Pemimpin juga perlu menunjukkan keberhasilan kolaborasinya. Dengan demikian pemimpin harus berhasil menggeser norma-norma professional atau norma bekerja pengikutnya. Ekspertis, eksekusi, cara mengelola risiko perlu dibuktikan dan dilihat nyata oleh pengikutnya.


Experd