Remember this
When you loose your money, you loose nothing
When you loose your health, you loose something,
When you loose your faith, you loose everything...
Remember that!
mencerahkan kehidupan
**
Namanya Donny (bukan nama sebenarnya), seorang teman saya, yang sekarang menjadi Senior Manager di sebuah perusahaan IT, dan menjadi leader sebuah komunitas.
Bulan lalu, saya bertemu dengannya di Paul Caffe, Citos.
Sambil ngobrol, mulailah dia menceritakan perjalanan hidupnya.
**
Donny lahir di sebuah keluarga sederhana, dengan 4 anak, di sebuah pinggiran Jakarta. Sayangnya ayahnya meninggal saat mereka masih kecil. Ibunya terpaksa berjualan di pasar.
Badai pertama menerpa hidup Donny saat dia kecil. Ibunya bilang dia hanya mampu membiayai mereka sampai SMA.
Setelah lulus SMA, Donny tak mampu kuliah. Akhirnya dia berusaha mencari kerja. Sayangnya sebagai lulusan SMA, sulit sekali mencari pekerjaan. Akhirnya pekerjaan yang ada adalah menjadi Satpam di sebuah bank. Donny menjalani pekerjaan Satpam di waktu malam, dan ingin kuliah di pagi dan siang hari. Atasannya (sebut saja namanya Ibu Arita, tentu saja bukan nama sebenarnya) melarangnya kuliah, karena akan mengganggu konsentrasi pekerjaannya. Donny terus berusaha dan berdo’a.
Beberapa bulan kemudian, Ibu Arita dipindahkan ke bagian lain. Donny minta ijin untuk kuliah lagi kepada atasan yang baru. Diijin kan, dan Donny pun mulai kuliah di sebuah universitas swasta ternama di Jakarta. Terbayang betapa berat hidupnya. Pagi sore kuliah dan mengerjakan tugas, malam menjadi satpam, Tapi itu semua dijalani dengan semangat oleh Donny.
Dua tahun kemudian, Ibu Arita menjadi atasannya lagi. Donny dipindahkan ke Kalimantan.
Terpaksa Donny harus cuti kuliah (sambil tetap membayar uang kuliah selama 2 tahun).
Akhirnya setelah dua tahun, Donny pun dikembalikan ke Jakarta, dan bisa kuliah sambil bekerja lagi, akhirnya lulus!
Donny mengembagkan kariernya dengan serius, dari staff yunior, bekerja keras dan belajar, sampai akhirnya sekarang menjadi Senior Manager.
**
Intinya, seberat apa pun masalah Anda, jika terus-menerus berusaha, Anda akan berhasil.
Ternyata, kesuksesan tidak ditentukan oleh mudah atau susahnya hambatan yang Anda hadapi. Semua orang, jika mau sukses, pasti akan mengalami hambatan yang berat.
Sukses ditentukan oleh keteguhan, ketegaran, dan keuletan Anda pada saat Anda menghadapi masalah (gagal naik kelas, tidak mampu membiayai kuliah, tidak diterima di universitas yang Anda mau, tidak diterima di perusahaan yang Anda impikan, bangkrut dalam usaha, ditipu, atau apa pun cobaan Anda).
Jika mau mencapai sukses, Anda tidak akan pernah punya pilihan untuk menghindar dari masalah-masalah itu. Kuncinya adalah ketegaran, keuletan, dan keteguhan Anda. Persistence and perseverance!!!
Padahal, apa pun yang kita lakukan, biasanya selalu melalui perjuangan yang keras, jalan yang terjal, dan sering sekali banyak rintangan. Di situlah kita diuji. Dan, hanya mereka yang tahan banting akan mencapai kesuksesan!
**
Jadi, pada saat Anda sedang berjuang keras untuk mencapai Anda, dan pada saat hambatan-hambatan itu datang bertubi-tubi dan ketika motivasi Anda sedang rendah-rendahnya, apa yang bisa Anda lakukan?
Hanya karena Anda belum bisa melihat apa pun, meskipun Anda telah berusaha meraih tujuan Anda, tak berarti tidak terjadi apa-apa. Anda mungkin lebih dekat ke impian Anda daripada yang Anda kira. Jangan menyerah, bisa jadi, Anda tinggal selangkah lagi dari keberhasilan yang dituju.
Meraih tujuan yang besar, tidaklah mudah. Dalam perjalanan itu, bisa jadi Anda ingin berhenti. Jangan menyerah. Jalani hidup terbaik Anda dengan pantang menyerah. Mulailah dengan menerapkan strategi yang telah disebutkan tadi.
**
Cobalah lakukan langkah-langkah berikut ini …
a) Jadikan pola pikir “pantang menyerah”
Coba masukkan dan terapkan pola pikir tidak pernah menyerah. Terobsesilah pada keberhasilan itu. Dan lakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapainya.
**
b) Lihat keteguhan orang lain
Lihatlah orang lain yang juga pernah berjuang. Lihat film Pursuit of Happiness dan lihat bagaimana dia harus menderita, berjuang keras, dihina, dicela, menangis, meratap, ditinggal istrinya, tidur bersama gelandangan, sebelum akhirnya mencapai kesuksesannya. Baca biografi orang sukses, lihat film biografi mereka, dan itu akan mengajarkan kepada Anda apa yang harus diperjuangkan sebelum Anda mencapai keberhasilan.
**
c) Kembali ke “tujuan hidup” Anda
Ingat bahwa pada awal perjuangan Anda, ada alasan tertentu mengapa Anda memulai perjuangan ini. Mungkin, karena ingin mengubah nasib, mungkin karena ingin membangun masa depan yang lebih baik, ingin membuktikan kepada orang lain bahwa Anda mampu, ingin menjadi kebanggaan anak-anak Anda, ingin membuat mantan Anda menyesal, atau apa pun …. Ingat bahwa tujuan itu tidak akan tercapai jika Anda menyerah dan orang lain mungkin akan tersenyum karena mereka merasa benar (setelah mereka meremehkan Anda).
**
d) Temukan “cara” yang berbeda
Teruslah mencoba, tapi ubah caranya. Ingat, ada seribu jalan menuju Roma. Jika gagal, Anda harus mencoba cara lain.
Albert Einstein berkata, “Kebodohan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda.” Explore, experiment, and try new way of doing things.
**
e) Berhasil di bidang lain
Kadang kala, merasa tidak berhasil membuat Anda terdemotivasi.
Anak kedua saya mengalami hal itu. Pada saat pindah ke Indonesia, dia harus menyesuaikan diri dengan kurikulum baru, sekolah baru, dan teman-teman. Nilai rapornya kurang bagus. Kemudian, kami menganjurkan dia berolahraga senam. Ternyata, dia senang dan berprestasi di situ, sampai mendapatkan empat medali waktu ikut kejuaraan di Manila Dari situ, tumbuh rasa percaya dirinya dan dia berpikir, “Ternyata, aku bisa menjadi juara!” Tahun berikutnya, dia belajar keras dan kemudian nilai-nilai akademisnya termasuk yang terbaik di sekolahnya. Anda bisa melakukan cara yang sama. Saat Anda sudah mencoba dan masih gagal, lakukan hal lain yang berbeda. Bangun kesuksesan Anda di area lain dan bangun rasa percaya diri Anda hingga Anda bisa mencobanya lagi.
**
f) Gunakan kegagalan sebagai batu loncatan
Pelajari apa yang telah Anda lakukan:
• apa yang berjalan dengan baik.
• apa yang bisa ditingkatkan.
Dan, teruslah memperbaiki diri sehingga Anda bisa lebih dekat ke kesuksesan.
**
g) Teruslah mencoba
Teruslah berusaha. Anda tak tahu sudah sedekat apa Anda dengan tujuan Anda. Jadi, tetaplah berusaha dan jangan mudah menyerah.
**
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
Beberapa minggu ini, media-media mengeluarkan berita-berita yang cukup mengejutkan.
Beberapa perusahaan teknologi global seperti Google, Microsoft, Facebook (Meta), Amazon, melakukan PHK masal, yang kalau ditotal jumlahnya lebih dari 150,000. PHK yang terjadi di atas, mematahkan beberapa mitos yang tidak benar, seperti di bawah ini:
Pertama, Mitos bahwa “PHK hanya dilakukan oleh perusahaan yang rugi”
Well, perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK di atas tidak ada yang rugi. Semuanya untung (dalam jumlah yang besar), profitable!
**
Mitos Kedua adalah,”Yang di PHK hanyalah karyawan-karyawan yunior atau yang masa kerjanya rendah (atau belum lama bekerja di perusahaan).”
Menurut Forbes, karyawan-karyawan yang di PHK itu masa kerjanya rata-rata 11.5 tahun, dan banyak yang di level senior. Kenapa? Salah satu alasan melakukan PHK adalah cost efficiency, kalau yang di PHK hanya yang level Yunior (yang gajinya rendah), maka cost efficiency tidak tercapai.
**
Mitos ketiga adalah,”Yang di PHK adalah yang performance-nya rendah”
Well, di perusahaan-perusahaan itu, yang performance tinggi, tapi departemen di mana dia bekerja digantikan oleh automatisasi (software atau artificial intelligence), tetap saja dia akan terkena PHK.
**
Ok, terus apa yang sedang terjadi saat ini? Mengapa perusahaan-perusahaan yang sedang profitable itu sibuk melakukan PHK (lay-off)? Saya pernah menuliskan di artikel saya sebelumnya , bahwa objective bisnis untuk semua perusahaan saat ini adalah: “Deliver Today and Prepare for Tomorrow”
Apakah perusahaan anda sudah menghasilkan profit? Congratulations. Harus selebrasi, karena ada perusahaan yang sudah lama START, tapi profitnya belum pernah UP (you know which company I am talking about).
Tetapi, make profit for today is not the only task. Ada tugas lain yang juga lebih penting, Prepare for tomorrow.
Kodak pernah made profit, tapi kemudian bangkrut. Nokia mobile phone sempat profit nya gila-gilaan tapi tutup. Jadi selain Deliver today, make today’s profit itu hanya salah satu tugas penting.
Prepare for tomorrow. Perusahaan seperti Google , Microsoft , Amazon tidak lagi bisa mengandalkan layanan mereka sekarang untuk terus menerus diandalkan sebagai satu-satunya revenue di masa depan.
Suatu saat bisa saja:
- Product mereka tidak relevant lagi bagi pelanggan (yang terus berubah), atau
- Ada product saingan yang lebih baik dan lebih murah
Maka mereka harus mencari product/layanan lain yang lebih handal dan terus menerus relevant.
Padahal untuk prepare for tomorrow kan perlu dana. Dana itu diambil dari cost efficiency yang mereka lakukan di atas.
**
Kok Paranoid amat sih? Well , you have to be paranoid, kalau hanya happy-happy dan tidak waspada, siap-siaplah kalau bisnis anda mengikuti jalurnya para legenda besar di masa lalu yang kini bangkrut.
Terus kalau kita jadi karyawan gimana dong?
Perform at your best dalam job sekarang, kemudian bersiap-siaplah untuk mempelajari kompetensi lain, sehingga, anda tidak di-PHK, atau kalaupun di-PHK maka anda bisa lebih mudah mencari pekerjaan lain.
**
Kalau jadi perusahaan, apa yang perlu dilakukan dalam suasana bisnis yang penuh ketidakpastian ini?
Richard Dobbs merekomendasikan 4 langkah di bawah ini (dikutip dan disarikan dari Harvard Business Review):
a) Be paranoid.
Apapaun yang terjadi jangan lengah. Waspadalah. Kalau situasi financial sedang membaik, berinvestasilah untuk masa depan. Ingat, tiada yang kekal dan abadi di dunia ini. Sehebat apapun product anda, suatu saat pasti akan ada product lain yang lebih baik, lebih murah atau lebih relevant dengan kebutuhan pelanggan (yang terus menerus berubah).
Kalau anda tidak bersiap-siap, anda akan punah.
Caranya gimana? Terus meneruslah untuk mengamati perilaku pelanggan, Analisa, prediksi behavior anda ke depan. Perhatikan masalah mereka. Semua product yang anda design harus memecahkan masalah mereka di masa depan (yang mungkin belum terpikirkan oleh mereka saat ini).
**
b) Radically self-disrupt.
Kirim sense of urgency ke semua karyawan di semua level. Setiap karyawan tidak boleh merasa nyaman. Ingat nyaman adalah lawan dari semua kemajuan. Kalau mau nyaman, siap-siap, gak akan maju. Kalau mau maju, siap-siap, gak akan nyaman.
Sebuah bank yang merecrut banyak insinyur IT padahal dulunya karyawannya adalah ribuan teller, pasti ada sedikit “kekacauan” di dalamnya.
Sebuat perusahaan jalan toll yang dulunya banyak penjaga toll, saat harus mengganti penjaga toll dengan system automatis, pasti ada kekacauan.
Leader yang focus pada masa depan, sengaja membuat sedikit kekacauan, self disrupt!, agar semua karyawan mengerti bahwa sebuah perubahan sedang berjalan.
Lakukan apapun yang membuat semua karyawan:
- kaget,
- tidak nyaman
- mengerti sense of urgency bahwa kita tidak bisa santai-santai saja menghadapi masa depan
- terus menerus waspada dan tidak lengah
Tentu saja tugas leader di semua lini penting untuk mengawal perubahan, dan meredam “self-disruption” agar tidak menjadi resiko besar bagi kelangsungan bisnis.
Mereka harus mampu berkomunikasi, dan menjelaskan, mengapa perubahan harus dijalankan, apa yang akan dijalankan, apakah challenge yang akan dihadapi, dan bagaimana bersama-sama mengatasi challenge tersebut.
**
c) Build new intellectual assets.
Jaman dulu kita sangat mementingkan asset fisik. Cash, Bangunan, tanah, atau hal-hal lain yang terlihat.
Itu tetap masih penting, tapi tambahkan juga asset intellectual bagi bisnis anda. Brand yang credible.
Consumer data yang bisa dianalisa dan digunakan. Software, business process, algoritma, platform bagai komunitas anda, dan banyak asset serta platform yang dibuat untuk memastikan bahwa saat product/layanan anda diluncurkan, ekosistem sudah ada dan mendukungnya.
I-Phone tidak akan sesukses sekarang ekosistemnya tidak bagus.
Semua product handal saat ini tidak bisa lagi stand alone, harus punya connectivity dengan product lain atau community yang mengelilinginya.
**
D) Go to war for talent.
In the end of the day, perang tidak dimenangkan karena senjata yang lebih bagus. The war is won by “the man behind the guns”. Carilah, burulah, kejarlah talent-talent yang anda butuhkan untuk menyelamatkan perusahaan anda dari badai “ketidakpastian” di masa depan.
Ingat, untuk masa depan, anda sekarang perlu mengembangkan product/service baru yang belum anda punya sekarang. Product itu belum tentu bisa dikembangkan oleh talent-talent anda sekarang.
Cari mereka, kejar mereka, hire mereka. Jangan mengeluh karena mereka mahal, mereka dibutuhkan banyak perusahaan. The rule of demand supply akan berlaku. Jangan irit, jangan pelit. This is about inversting for your survival in the future!
**
Jadi ingat beberapa rekomendasi bagi perusahaan, organisasi dan entrepreneur, untuk survive di masa depan yang semakin tidak pasti, lakukan beberapa hal ini:
- Be Paranoid
- Radically disrupt yourself
- Build new intellectual assets.
- Go for the war of talents
**
Salam Hangat,
Pambudi Sunarsihanto